Jumat, Oktober 16, 2009

Uwais al-Qarni, Tabiin Mulia dan Istimewa

Uwais al-Qarni merupakan seorang tabiin dan tidak sempat melihat Rasulullah saw semasa hidupnya.

Uwais al-Qarni lahir di tengah keluarga miskin di sebuah desa terpencil di dekat Nejed, Yaman. Tidak ada yang mendokumentasikan hari kelahirannya. Ayah dan Ibunya yang taat beribadah, tidak mampu menyekolahkannya. Alhasil, dia mendapat pelajaran seadanya dari orang tua yang sangat dicintai dan ditaatinya. Ayahnya meninggal dunia ketika Uwais kecil. Sementara Ibunya sudah tua renta dan lumpuh. Penglihatannya pun kabur. Uwais tak punya sanak keluarga.

Dalam kehidupan keseharian, Uwais lebih banyak menyendiri dan diam. Dia pemuda yang tinggi badannya sedang, berambut lebat dan merah, matanya biru, pundaknya lapang panjang, serta kulitnya kemerah-merahan. Tidak sedikit kawan-kawan yang sering mengejek, menghina, menertawakan, dan mencapnya anak bodoh. Uwais tidak membalas perlakuan buruk tersebut. Dia lebih senang membantu meringankan beban orang tuanya dengan cara bekerja sebagai penggembala dan pemelihara ternak upahan. Pergaulannya hanya dengan sesama penggembala di sekitarnya.

Hidup Uwais dan ibunya sungguh amat sangat sederhana. Pakaian yang dimiliki Uwais cuma yang melekat di tubuhnya. Setiap harinya dia lalui dengan berlapar-lapar ria. Dia hanya makan buah kurma dan minum air putih. Tidak pernah dia memakan makanan yang dimasak atau diolah. Jika mendapatkan rezeki lebih, lelaki yang matanya mudah meneteskan airmata ini tak segan-segan membagikannya kepada beberapa tetangganya yang serba kekurangan. Dia tidak menampakkan kesusahan maupun kesenangannya kepada orang lain.

Perjuangan Uwais al-Qarni

Sejak kecil Uwais sudah memeluk agama Islam. Siang hari dia bekerja keras sambil terus berpuasa, malamnya shalat dan bermunajat kepada Allah SWT untuk mendoakan orang lain. Hati dan lisannya tidak pernah lengah dari berdzikir dan membaca Al-Quran selama beraktivitas. Dia juga selalu merawat dan memperhatikan keadaan Ibunya. Namun, terkadang dia merasakan kesedihan ketika tetangganya bisa pergi ke Madinah untuk mendengarkan ajaran Nabi Muhammad SAW secara langsung. Sementara Uwais belum mampu karena berbagai kendala. Dia sekadar mendengarkan cerita-cerita tentang Rasulullah. Ternyata hal itu kian menumbuhkan kecintaan dan kerinduannya untuk bertemu Rasulullah.

Dikisahkan, ketika terjadi Perang Uhud, Rasulullah mendapat cedera dan giginya patah akibat dilempari batu oleh musuhnya. Kabar ini akhirnya terdengar oleh Uwais. Serta merta dia segera memukul giginya sendiri dengan batu hingga patah. Apa yang dilakukannya sebagai salah satu bukti kecintaannya kepada Rasulullah, sekalipun dia belum pernah melihatnya. Dia merenung dan bertanya dalam hati, bisakah satu saat dirinya memandang wajah Rasulullah dari jarak dekat.

Sebetulnya Uwais sanggup pergi ke Madinah dengan berjalan kaki. Namun, dia tidak tega meninggalkan Ibunya sendirian di rumah. Sementara hati Uwais selalu gelisah siang dan malam menahan kerinduan untuk berjumpa Rasulullah. Dalam satu kesempatan Uwais mendekati Ibunya, mengeluarkan isi hati dan memohon izin agar diperkenankan pergi ke Madinah. Ibunya merasa terharu, lalu mengabulkan permintaannya. Ibunya mengingatkan, bila sudah berjumpa Rasulullah, Uwais segera pulang. Uwais menyanggupi. Dengan rasa gembira, dia berkemas untuk berangkat. Tak lupa dia menyiapkan keperluan Ibunya yang akan ditinggalkan dan berpesan kepada tetangganya agar dapat menemaninya selama dirinya pergi.

Uwais Tidak Bertemu Rasulullah SAW

Uwais mencium tangan Ibunya sebelum pergi. Dia bersemangat akan menempuh jarak kurang lebih empat ratus kilometer sebelum sampai di Madinah. Gurun pasir, bukit curam, cuaca panas dan dingin dilaluinya tanpa rasa takut, demi berjumpa dengan pujaan hatinya. Tibalah dia di Kota Madinah. Setelah bertanya kepada beberapa orang, dia menuju rumah Rasulullah. Pintu rumah itu diketuknya sambil mengucapkan salam. Siti Aisyah, istri Rasulullah, menjawab salam dan membukakan pintu. Uwais menyampaikan tujuan kehadirannya. Aisyah menjawab, Rasulullah tidak berada di rumah, melainkan sedang di medan perang.

Betapa kecewanya Uwais. Wajahnya menunduk sedih. Dia disergap kebingungan, apakah harus menunggu kepulangan Rasulullah atau segera kembali ke rumahnya. Dia teringat Ibunya yang sakit-sakitan dan tak bisa ditinggal lama. Rupanya ketaatan Uwais kepada Ibunya telah mengalahkan hasrat kuatnya untuk berjumpa Rasulullah. Akhirnya dia mohon pamit dan hanya menitipkan salam. Aisyah berjanji akan menyampaikannya. Langkah kaki Uwais gontai. Perasaannya terharu, campur aduk tak karuan.

Beberapa hari kemudian, Rasulullah pulang dari medan peperangan. Rasulullah langsung menanyakan kepada Aisyah tentang kedatangan seseorang dari Yaman yang mencarinya. Aisyah lalu menjelaskannya. Menurut Rasulullah, Uwais Al Qarni adalah anak yang taat kepada ibunya. Dia tidak dikenal penduduk bumi, tetapi sangat terkenal di langit. Jika ada yang berjumpa dengan Uwais, tambah Rasulullah, mintalah doa serta istighfar darinya. Uwais mempunyai tanda putih di tengah-tengah telapak tangan dan baru kirinya.

Keistimewaan Uwais al-Qarni

Setelah Rasulullah wafat, Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib teringat ucapan Rasulullah. Keduanya kemudian mencari Uwais. Setiap ada rombongan yang datang dari Yaman, keduanya selalu menanyakan Uwais. Akhirnya keduanya bisa bertemu Uwais, setelah Ibunya wafat. Umar membalikkan tangan Uwais untuk membuktikan kebenaran tanda putih ditelapaknya. Umar dan Ali langsung memohon agar Uwais berkenan mendoakan dan memberinya istighfar. Mulanya Uwais menolak. Namun desakan keduanya membuat Uwais meluluskan keinginannya. Umar lalu berjanji akan mengambil wng dari kas negara untuk membiayai kebutuhan hidup Uwais.

Wafatnya

Selang beberapa waktu, tersiar khabar kalau Uwais telah wafat akibat terserang penyakit, tahun 39 Hijrah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan, tiba-tiba sudah banyak orang tak dikenal yang berebutan untuk memandikannya. Begitu pula ketika jenazahnya akan dikafani, disolati dan dikuburkan. Bahkan, tidak lama kemudian, sudah tidak terlihat ada bekas kuburannya. Kepergian Uwais al-Qarni menggemparkan masyarakat Yaman, lantaran banyak terjadi hal-hal yang amat menghairankan.

Minggu, November 30, 2008

Umar Al-Khattab, Memimpin Perang Dari Jauh

Umar Al-Khattab menghantar pasukan perang ke negeri Parsi untuk memerangi orang-orang kafir di sana. Maka terjadilah pertempuran sengit di antara kedua-dua pasukan itu di Nahawand. Jumlah pasukan musuh sangat besar berganda-ganda dari jumlah pasukan Islam sehingga akibatnya pasukan Islam hampir kucar kacir. Ketika itu Umar Al-Khattab yang berada di Madinah sedang berkhutbah di atas mimbar. Tiba-tiba beliau berteriak kuat-kuat: "Wahai pasukan bukit! Barangsiapa yang membiarkan serigala memakan kambing adalah zalim."

Kaum muslimin yang hadir du dalam masjid menjadi hairan melihat Umar memberikan arahan perang di tengah-tengah berkhutbah dari atas mimbar pula.

Sementara di medan peperangan lain pula halnya. Pasukan kaum muslimin yang hampir putus asa, tiba-tiba mendengar suara yang membangkitkan semangat.

"Itu adalah suara Amirul Mukminin." kata mereka.

Maka mereka pun maju lagi ke medan perang dengan menggunakan strategi baru. Akhirnya atas semangat dari Umar itu, mereka berhasil mengalahkan pasukan musuh yang jumlahnya berganda-ganda. Allah telah memperdengarkan suara Umar kepada pasukan kaum muslimin sekalipun jarak antara Madinah dengan mereka dengan medan tempur beratus-ratus batu. Ada yang mengatakan bahawa wajah Umar terlihat juga di atas bukit tempat mereka bertempur.

Suatu hari terjadi gempa bumi di zaman pemerintahan Umar Al-Khattab. Maka Umar memuji Allah kemudian memukulkan tongkatnya ke bumi sambil berkata: "Hai bumi, diam engkau! Apakah aku tidak berlaku adil di atas permukaanmu?"

Gempa bumi berhenti serta merta dan keadaan bumi tenang semula.

Dalam hal ini Imam Haramain berkata bahawa Umar Al-Khattab itu adalah betul-betul kepala negara zahir dan batin, khalifah Allah di bumiNya dan khalifah Allah untuk isi bumi. Dia mencela bumi sebagaimana dia mencela penduduknya kerana kesalahan yang diperbuat oleh mereka.

Dipetik dari:
Ensiklopedia Para Wali

Abu Bakar As-Siddiq: Di Makan Semakin Banyak

Abdurrahman bin Abu Bakar menceritakan suatu kejadian yang dialami oleh keluarga ayahnya. Suatu hari tiga orang tetamu datang ke rumah Abu Bakar As-Siddiq, sedang beliau sendiri ketika itu pergi ke rumah Rasulullah s.a.w. dan makan malam bersama baginda. Setelah jauh malam barulah Abu Bakar pulang ke rumahnya.

"Mengapa anda begitu lama meninggalkan tetamumu?" tanya isteri Abu Bakar.

"Adakah sengkau tidak beri makan mereka?" kata Abu Bakar.

"Mereka enggan makan sehingga engkau datang." kata isterinya.

"Demi Allah aku tidak akan memakannya buat selama-lamanya." kata Abu Bakar.

Kemudian dia berkata kepada tetamunya: "Sila makan!"

"Demi Allah. Setiap kami mengambil sesuap makanan, di bawahnya bertambah lebih banyak dari semula. Kami semua sudah kenyang, akan tetapi sisa makanan bertambah banyak dari sebelumnya." jawab salah seorang di antara mereka.

Abu Bakar melihat pada (makanan yang dihidangkan) ternyata ia tidak berkurangan, malah bertambah banyak dari sebelumnya.

"Hai perempuan, mengapa begini?" kata Abu Bakar kepada isterinya.

"Tidak tahulah. Tiba-tiba makanan itu menjadi tiga kali ganda dari sebelumnya." jawab si isteri.

Abu Bakar pun melihat makanan itu, kemudian berkata: "Ini hanyalah kerja syaitan."

Kemudian Abu Bakar membawanya kepada Rasulullah s.a.w., dan ada di sisi baginda.

Abdurrahman berkata: "Sebelum ini kami pernah mengikat perjanjian dengan suatu kaum. Setelah beberapa masa berlalu, kami berpecah menjadi dua belas kelompok, yang dalam setiap kelompok ada seorang pemimpin. Hanya Allah yang tahu jumlah pengikut setiap kelompok itu yang sebenarnya, Hanya yang pasti Abu Bakar menghantar makanan itu kepada kelompok-kelompok itu dan mereka makan sehingga kenyang." (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Dipetik dari:
Ensiklopedia Para Wali

Selasa, Juli 29, 2008

Perjalanan (Isra' Mikraj)

Lagu nyanyian Hijjaz, Inteam, UNIC & Mestica





Hening malam gelap yang membungkus
Desir angin tiada kedengaran
Gemuruh suara memanggil
Membangunkan Rasul dari tidurnya

Jibril berwajah putih bersih
Bersayap bergemerlapan
Dari Mekah ke Sidratul Muntaha
Buraq menawan tujuh petala
Membelah langit

Langit perak bertatahkan bintang
Bergantungan rantai-rantai keemasan
Tiada iblis dan juga syaitan
Dapat mendengarkan rahsianya Tuhan

Tabir akhirat disingkapkan
Membenarkan apa yang diwahyukan
Dosa pahala dijelaskan
Dipamerkan tiap pembalasan

Langit perak bertatahkan bintang
Bergantungan rantai-rantai keemasan
Tiada iblis dan juga syaitan
Dapat mendengarkan rahsianya Tuhan

Dipertemukan dengan Nabi-nabi
Diperlihatkan ragam malaikat
Diperbentangkan hari kebangkitan
Diwajibkan lima waktu sembahyang

Isra' mikraj yang amat panjang
Disingkatkan menjadi semalaman
Sukarnya untuk dipercaya
Hanya keimanan yang membenarkannya

Rabu, Maret 19, 2008

Salam Maulidur Rasul 1429H


Selamat menyambut Maulidur Rasul 1429H saya ucapkan buat seluruh kaum muslimin dan muslimat. Setelah beberapa lama blog ini tidak dikemaskini, kali ini saya akan terus sambung sirah mengenai Rasulullah saw. Maulidur Rasul kali ini, biarlah sama-sama kita kembali menyusuri sirah Rasulullah saw, meneladani sifat & peribadi Rasulullah saw dan mengikuti segala sunnah Rasulullah saw dengan sebenarnya. Tetapi sempena Maulidur Rasul ini, saya akan sambung sirah mengenai kelahiran, nama & nasab Rasulullah saw. Ikuti perjalanan yang menarik selebihnya sempena Maulidur Rasul ini melalui lagu nasyid di bahagian tepi, di bawah blog ini mengenai Rasulullah saw.

Kelahiran Rasulullah SAW

1. Allah Ta'ala berfirman: "Sungguh Allah telah memberi kurnia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan mereka Al Kitab dan Al Hikmah dan sebelum itu, mereka benar-benar berada dalam kesesatan yang nyata." (QS. Ali Imran:164)

2. Allah Ta'ala berfirman: "Katakanlah: "Sesungguhnya saya ini hanyalah seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Esa." (QS. Al Kahfi:11)

3. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pernah ditanya tentang puasa pada hari Senin. Beliau menjawab: "Pada hari itulah aku di lahirkan, lalu diangkat menjadi Rasul dan diturunkan Al-Qur'an kepadaku." (HR.Muslim)

4. Rasullauh Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dilahirkan pada hari Senin bulan Rabi'ul Awal di Makkah Al Mukarramah tahun Al Fiil (571 M), berasal dari kedua orang tua yang sudah ma'ruf. Bapaknya bernama Abdullah bin Abdul Muthallib dan ibunya bernama Aminah binti Wahb. Kakek beliau memberinya nama Muhammad. Bapak beliau meninggal dunia sebelum kelahirannya.

5. Sesungguhnya termasuk kewajiban seorang muslim adalah hendaknya dia mengetahui kedudukan Rasul yang mulia ini, berhukum dengan Al Qur'an yang diturunkan kepadanya, berakhlak dengan akhlaknya serta mengutamakan dakwah kepada Tauhid yang mana risalahnya dimulai dengannya sesuai firman Allah Ta'ala:"Katakan: Sesungguhnya saya hanya menyembah Rabbku dan saya tidak mempersekutukan sesuatupun dengan-Nya." (QS. Al-Jin:20)

Nama dan Nasab Rasulullah SAW

1. Allah Ta'ala berfirman: "Muhammad adalah Rasulullah." (QS. AlFath:29)

2. Rasullullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Saya memiliki lima nama: Saya Muhammad, saya Ahmad, saya Al-Mahi yang Allah menghapus kekufuran denganku, saya Al-Hasyir yang manusia dikumpulkan di atas kedua kakiku, dan saya Al-'Aqib yang tidak ada Nabi pun setelahnya." (Muttafaq 'Alaih). Dan Allah menamakannya dengan "Raufur Rahim"

3. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengenalkan dirinya kepada kita dengan beberapa nama: "Saya Muhammad, saya Ahmad, saya Al Muqaffy (Nabi terakhir) dan Al Hasyir, saya Nabi At Taubah, Nabi ArRahman." (HR. Muslim)

4. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Tidaklah kamu heran bagaimana Allah memalingkan dari saya cacian orang-orang Quraisy dan laknat mereka? Mereka mencaci dan melaknat saya dengan sesutu) yang sangat tercela, dan saya adalah Muhammad." (HR. Bukhari)

5. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda : "Sesungguhnya Allah telah memilih dari keturunan Ismail Kinayah, dan dari Kinayah Allah memilih Quraisy, dari Quraisy Allah memilih bani Hasyim, dan dari bani Hasyim Allah memilih saya." (HR. Muslim)

6. Dan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya: "Namailah diri kalian dengan nama-nama saya, tapi janganlah kalian berkuniah (mengambil gelar) dengan kuniah saya. Karena sesungguhnya saya adalah Qasim sebagai pembagi diantara kalian." (HR. Muslim)

Sumber:
Mengenal Peribadi Rasulullah SAW karya
Syeikh Muhammad Jamil Zainu

Rabu, Januari 16, 2008

Kau Istimewa (Kisah Rasulullah SAW)


Video di atas adalah dari filem The Message (1976), lakonan Anthony Quinn (sebagai Hamzah).

Lagu Kau Istimewa pula adalah dari album Sirah Junjungan, nyanyian bersama kumpulan Raihan, Saff-One, Amrain dan Haikal.

Jumat, Januari 04, 2008

Rasulullah SAW, Seolah-olah Kamu Melihatnya

~ Bahawasanya Rasulullah saw adalah manusia yang paling tampan wajahnya, paling bagus bentuk penciptaannya, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek. (Muttafaq alaih)

~ Bahawasanya Rasulullah saw berkulit putih dan berwajah elok. (Muslim)

~ Bahawasanya badan Rasulullah saw tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek, dadanya bidang, janggutnya lebat, rambutnya sampai ke daun telinga, aku (sahabat) pernah melihatnya berpakaian merah dan aku tidak pernah melihat yang lebih indah daripadanya. (Bukhari)

~ Bahawasanya wajah Rasulullah bulat bagaikan matahari dan bulan. (Muslim)

~ Bahawasanya apabila Rasulullah saw gembira, wajahnya menjadi bercahaya seolah-olah seperti belaian bulan dan kami semua mengetahui yang demikian itu. (Muttafaq alaih)

~ Bahawasanya tidaklah Rasulullah saw tertawa kecuali dengan senyum dan apabila kamu memandangnya maka kamu akan menyangka bahawa baginda memakai celak pada kedua matanya, padahal baginda tidak memakai celak. (Tirmizi. Hasan)

~ Dari Aisyah ra, dia berkata

"Tidak pernah aku melihat Rasulullah tertawa terbahak-bahak sehingga kelihatan batas kerongkongnya. Akan tetapi tertawa baginda adalah dengan tersenyum". (Bukhari)

~ Dari Jabir bin Samurah ra, dia berkata:

"Aku pernah melihat Rasulullah saw pada malam bulan purnama. Aku memandang baginda sambil memandang bulan. Baginda mengenakan pakaian merah. Maka menurutku, baginda lebih indah daripada bulan." (Tirmizi, dia berkata: Hadis hasan gharib. Dan disahihkan oleh al-Hakim serta disetujui oleh az-Zahabi)
(Dipetik dari buku Mengenal Peribadi Rasulullah SAW karya Syeikh Muhammad Jamil Zainu)